Sabtu, 19 Februari 2011

Lobster Tawar

Proses Pengeraman Pada Lobster Air Tawar

http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ8nZrS9-KjN17DNUh8-8JWosxJ3_WkTCISK7tx48jW-5s-ro44bA

  
Lobster air tawar betina ( indukan ) yang sedang membawa telur biasa disebut dengan istilah induk gendong telur.
Pada periode awal pengeraman, induk betina yang sedang gendong telur akan melipatkan ekornya dengan erat ke bagian dalam sebagai bentuk perlindungan terhadap telur – telurnya.

Telur ini berbentuk oval dan berdiameter 1/10 inci dan akan dierami selama kurun waktu 4 – 6 minggu.

Masa ini disebut dengan masa inkubasi. Apabila suhu air dapat dipertahankan dikisaran 280 C, masa inkubasi akan berlangsung lebih cepat, yakni selama 30 – 35 hari. Selama dalam masa pengeraman, kualitas air harus selalu diperhatikan dan dijaga.

Pengecekan terhadap induk betina yang berstatus gendong telur baru aman untuk dilakukan dalam tempo 2 minggu setelah proses pemijahan terjadi. Setelah itu, induk gendong telur harus segera dipindahkan ke kolam / akuairum pengeraman.

Pemindahan induk gendong telur harus dilakukan dengan sangat hati – hati untuk menghindari rontoknya telur akibat pergerakan ( berontak ) induk. Selama dalam masa pengeraman, telur – telur lobster air tawar akan berkembang melalui 5 fase, yaitu :

Fase 1 ( hari ke 1 – 3 ), telur berwarna keabuan.
Fase 2 ( hari ke 12 – 14 ), telur berwarna kecoklatan.
Fase 3 ( hari ke 20 – 23 ), menginjak fase eye spot ( titik hitam pada telur ).
Fase 4 ( hari ke 28 – 35 ), telur berwarna oranye kemerahan; organ tubuh sudah terbentuk lengkap.
Fase 5, telur telah berubah menjadi burayak yang sudah siap turun gendong ( lepas dari induknya ).

Menempatkan induk betina yang sedang gendong telur dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu :

Pengeraman tunggal, yaitu dengan cara menempatkan 1 ekor induk gendong telur ke dalam 1 kolam / akuarium.

Pengeraman massal, yaitu dengan cara menempatkan beberapa ekor induk gendong telur ke dalam 1 kolam / akuarium. Beberapa induk gendong telur yang ditempatkan secara bersama – sam ke dalam kolam / akuarium harus mempunyai umur telur yang sama ( minimal berselisih 10 hari ).

Sumber :
http://www.infoagrobisnis.com/2009/05/proses-pengeraman-pada-lobster-air.html
6 Mei 2009

Sumber Gambar :
G. Nugroho Susanto
1.http://blog.unila.ac.id/gnugroho/2009/09/11/telur-lobster-air-tawar-cherax-sp-yang-mirip-buah-anggur/ 
2.herymusliha.blogspot.com

Bisnis Lobster Air Tawar Sangat Prospektif

Handphone di saku Mualim mendering kencang. Dengan tangan yang masih basah, langsung handphone diangkatnya. Dari seberang sana, terdengar sayup sayup, permintaan lobster ukuran 2 inc atau 5 cm.

“ Berapa banyak,” Mualim membalas omongan di hand phone. “ Kirim sebanyaknya, ada 700 .. ya 700 ekor, ada seribu … bagus,”kata orang di seberang. “ Besok kirim agak lebih pagi,”tambahnya.

Mualim, langsung mengiyahkan. Dan langsung saja dia memanggil Dullo, anak buahnya, minta agar besok dikirim lobster ukuran 2 inc sebanyak 1000 ekor ke satu tempat di kawasan Bintaro, Pondok Aren. “ Besok kita kirim sedikit lebih pagi,”katanya.
Dan memang, pembelinya seorang pedagang lobster di kawasan Bintaro. Ini pembeli utama lobster hasil budidaya Mualim. Dalam seminggu, Mualim rutin dua kali mengirim ke tempat ini. Dan setiap hari, bapak dua anak ini, dibantu Dullo, harus sibuk melayani pembeli yang datang ke farm-nya yang berada dalam komplek perumahan Astek, Lengkong Gudang Timur, Serpong ini.

“Dalam beberapa bulan ini, permintaan lobster yang ukuran 2 Inc memang lebih tinggi, ketimbang waktu waktu sebelumnya,” cerita Mualim. Tak kurang dari 10.000 hingga 12.000 ekor yang dikeluarkan setiap bulannya. “ Permintaan ada juga yang datang dari luar kota, beberapa waktu lalu ada permintaan dari Nusa Tenggara Barat, lumayan banyak,” ceritanya.

Soal harga masih relative menguntungkan. Hanya memang tidak lagi setinggi, pada saat lobster air tawar ini mengalami masa booming, beberapa tahun silam – yang kala itu sempat mencapai Rp 3000 - hingga Rp 3500/ekprm untuk lobster ukuran 2 inc. “ kini harganya di bawa itu, tapi masih menguntungkan,”tambah Mualim lagi.
Mual – begitu dia selalu dipanggil, memulai budidaya lobster air tawar ini sejak 4 tahun silam. Awalnya, hanyalah dari cerita kawan, bahwa lobster air tawar harganya cukup bagus, dan banyak diminati kalangan penghobies dan juga restoran restoran kelas tinggi.

Berkat bantuan seseorang yang memang sudah lama dikenalnya, Mual membeli dua paket indukan lobster yang dalam satu paketnya, terdiri dari 5 betina dan 3 jantan. Selain, juga membeli 100 ekor benih ukuran 2 inc. Bermodalkan indukan dan benihnya ini serta dua kolam semen masing masing berukuran 6 meter persegi, mual merintis budidaya lobsters air tawar.

Dalam awal perjalanannya cukup bagus. Kolam semen Mual bertambah lagi, karena indukan lobster sudah mulai membuahkan anakan. Sementara lobsters 2 inc bertambah besar dan sudah harus diseleksi antara betina dan jantan, lalu dipisahkan dalam kolam terpisah. “ Yang ini harus dipisah, agar tidak terjadi kawin muda,” jelasnya.
Diakui bahwa pertumbuhan lobsters ini sangat cepat. Hanya memang terkadang ada resiko yang harus ditanggung pembudidaya. Dan Mualim sudah mengalami derita itu, tatkala bakteri menyerang semua lobsternya, ketika usaha budidaya sudah berjalan hampir 1,5 tahun. “ Tak kurang dari 10 ribu ekor indukan dan anakannya ludes, mati.”

Kala itu, pergeseran musim kemarau ke musim hujan. Tak tahu bagaimana asal muasalnya. Yang pasti, lobster lobster itu tampak loyo, tak lincah, pucat, dan tak mau makan. Tak berapa jam kemudian langsung mati. Dan kemudian menular pada lobster lobster yang lain.

Mungkin, antaran belum Pengalaman cara menangani lobster yang terserang penyakit, sehingga panik, dan tak berhasil ditanggulangi. Sarana dari pembudidaya yang lain, agar direndam dalam air garam, ternyata tak membuahkan hasil. “ Yang terselamatkan hanyalah lobster yang sedang bertelur yang ada di dalam akuarium – semua yang ada di kolam mati,” Mual mengenang dukanya.

Memamng diakuinya, bahwa ada kesalahan teknis yang terjadi dalam pembuatan struktur kolamnya. Kala itu, semua kolam hanya dihubungkan dengan 1 mesin air yang berputar pada semua kolam. Sehingga satu kolam terkena penyakit, maka semuanya akan tertular. Kini tidak lagi, pola penyaluran air diubah total, dan dengan menggunakan gelembung udara, Mual kini lebih yakin, bila ada yang terserang penyakit, bisa diisolasikan.

Adis Farm – nama farmnya Mualim, sudah mulai berkembang baik. Berdiri ada areal seluas 1400 meter persegi, dengan 80 kolam ukuran rata rata 10 meter persegi, Mual kini memiliki lebih dari 500 indukan dan mampu memproduksi anakan 20 ribu hingga 30 ribu setiap bulan.

Kini, permintaan terhadap lobster ukuran 2 inc terus meningkat. Akibatnya, Mual tidak bisa lagi untuk melakukan pembesaran sebagai lobster konsumsi. “ Ya, belum sempat dibesarkan, anakannya langsung dibeli,”ungkapnya dengan wajah yang sumbringah. “ Kini dengan budidaya lobster saya merasa optimis mampu menyekolahkan kedua anaknya,”tandas, sembari mengundang kalangan masyarakat yang senang dengan lobster bertandang ke farmnya di komplek Astek, Lengkong Gudang Timur, Serpong Tangerang.

Sumber :
http://www.tropisnews.com/detail.php?view=berita&id=28
15 Juli 2009

Lobster Air Tawar Kenali Wajah Rival

Lobster air tawar ternyata pilih-pilih untuk berkelahi dan mungkin mengenal muka rivalnya. Hal tersebut diungkapkan para peneliti Australia yang mempelajari perilaku lobster Australia dari spesies Cherax destructor.

Selama ini, lobster air tawar dikenal sebagai hewan yang suka berkelahi setiap kali bertemu satu sama lain sehingga peternak harus jeli dan hati-hati mengatur kolam pemeliharaannya. Setelah mengamati beberapa kali konflik tersebut, para peneliti memisahkan lobster-lobster yang kalah.

Masing-masing kemudian dihadapkan kepada dua kelompok lobster, lobster-lobster yang menang dan lobster-lobster baru. Lobster yang menang dibedakan dengan lobster baru dengan pewarna kuning di wajahnya.

Hasilnya, lobster-lobster yang kalah lebih menyukai lawan berkelahi yang sudah dikenalnya daripada lawan baru. Hal tersebut menunjukkan bahwa lobster air tawar dapat mengenali wajah lawannya.

Bahkan, lobster juga dapat memilih lawan yang sudah dikenalnya meski dihadapkan pada dua lobster lainnya yang kembar identik. Bagi manusia, mengenali perbedaan kembar identik saja termasuk sulit kalau hanya dari melihat wajahnya saja.

"Ini menunjukkan bahwa mereka saling mengamati satu sama lain lebih dari yang kita pikirkan," kata Blair Patullo, pakar hewan dari Universitas Melbourne, Australia, seperti dikutip Livescience, Kamis (6/3). Hasil penelitian dijelaskna lebih rinci dalam jurnal online PLoS ONE edisi 28 Februari. Temuan ini dapat membantu para peneliti mengembangkan sistem pengenal wajah, misalnya pada robot.(LIVESCIENCE/WAH)

Sumber :
http://www.kompas.com/read/xml/2008/03/10/1308340/lobster.air.tawar.kenali.wajah.rival
10 Maret 2008

Alumni Fak.Perikanan Sukses dengan Bisnis Lobster Air Tawar


Merintis usaha memang butuh kejelian dan keberanian. Setiap ada celah dan peluang yang sekiranya bisa membawa hasil, harus segera dimanfaatkan. Contoh nyatanya ada pada diri pengusaha lobster Margianto di Kawasan Berok, Kota Padang. Ketika bisnis lobster di Tanah Air lebih didominasi jenis lobster laut, pengusaha lulusan Fakultas Perikanan UBH ini justru menawarkan alternatif lain. Dia cenderung memilih bisnis lobster air tawar. "Lobster air tawar itu sama persis dengan di laut. Dan, itu sudah diteliti di Amerika Serikat, baik kandungan dagingnya maupun rasanya. Bedanya hanya kolesterolnya lebih rendah dan mengandung omega tiga," kilah Anto.

Usaha yang dirintis Margianto termasuk pilihan yang berani dan berisiko. Pasalnya, saat ini tidak banyak pengusaha yang mau terjun mengeluti lobster air tawar. Namun, pilihannya tidak salah. Dia berhasil membuktikan bahwa dalam waktu yang relatif singkat usahanya ini mampu meraup penghasilan puluhan juta rupiah setiap bulannya.


Selain lobster air tawar memiliki keunggulan lain, rupanya Margianto juga jeli melihat peluang pasar. Ternyata, lobster jenis ini banyak diminati sejumlah restoran sea food dan hotel di Sumatera Barat. Harganya dia patok sebesar Rp 150 - 250 ribu per kilogram.
Melihat pasaran lobster air tawar begitu tinggi. Pria berusia 42 tahun ini rupanya pintar juga melihat peluang untuk lebih mengembangkan usahanya. Maka, sejak satu tahun silam, Margianto pun mulai memberanikan diri untuk membuat peternakan lobster air tawar. Margianto mendirikan usahanya ini di atas tanah seluas 500 meter di belakang rumah tinggal di kawasan Berok, Padang
Untuk modal awal Cuncun menyediakan dana sekitar Rp 4,5 juta. Ini di antaranya biaya untuk membeli satu set bibit lobster air tawar yang terdiri atas lima betina dan tiga jantan serta berbagai kelengkapan lainnya. Dibantu istrinya yang juga tamatan Fakultas Perikanan UBH, Margianto berhasil menjalankan usahanya. Dari peternakan ini dihasilkan berbagai lobster untuk dikonsumsi.
Dengan cara pemeliharaan yang cukup mudah, Margianto mengaku sangat optimistis dalam menjalankan usaha ini. Pasalnya, lobster air tawar memiliki keunggulan dan potensi pasar yang cukup menjanjikan.
Selain membudidayakan lobster, di tempat ini Margianto juga membuka pelatihan bagi orang-orang yang berminat untuk terjun dalam usaha sejenis. Dan, sejak satu tahun terakhir ini, dia mulai lebih memfokuskan usahanya sebagai pusat pelatihan dan penjualan lobster air tawar, tidak hanya untuk pembenihan hingga pembesaran saja.
Menurut Margianto, latihan diadakan sekitar satu hari. Dalam latihan ini dijelaskan dari awal bagaimana cara membuat kolam, mengolah air, pembenihan hingga pengemasan. Misalnya saja untuk pembenihan. Menurunya lagi, semua orang bisa memanfaatkan tempat yang terbatas seperti aquarium. Dengan tempat ini bisa dibenihkan lobster dengan ukuran dua inci hingga lima sentimeter selama dua bulan.
"Itu yang kita sebut anak-anakan. Lobster kecil itu kita lempar ke orang lain untuk pembesaran. Pembesaran dengan ukuran tertentu berlangsung kira-kira enam bulan. Jadi total umur lobster delapan bulan. Beratnya kira-kira satu hingga dua ons per ekor," kata Margianto.

Meski sudah menghasilkan uang hingga jutaan rupiah, namun Margianto menganggap usahanya ini belum sebesar yang diharapkan. Margianto menganggap semua itu masih dalam proses merintis. Karena itulah, dalam waktu dekat, Margianto akan kembali ke kampus dan bekerja sama Fakultas Perikanan UBH untuk menggarap bisnis ini. "Lahan dan kolam serta laboratorium sudah disediakan UBH seluas 7.2 hektar di Lubuk Minturun. Sekarang ini paling hanya beberapa tempat saja yang kita kirim. Kalau ada restoran yang menambah pesanan, kita pasti kekurangan barang (lobster)," kata Margianto.

Margianto juga berkeinginan akan banyak masyarakat yang tergerak untuk menjalankan bisnis budi daya lobster air tawar dengan serius. Sebab, bukan tidak mungkin akan ada setiap lulusan Fakultas Perikanan atau lulusan Perguruan Tinggi yang juga bisa meraih kesuksesan seperti yang telah dirasakan Margianto, apalagi peluang kerja saat ini sangat terbatas dan persaingan yang sangat ketat. (18 April 2007)

Sumber :
Indrawadi S.Pi
http://www.bung-hatta.info/print.php?news.229
22 Mei 2009

Sumber Gambar:
http://wb5.indo-work.com/pdimage/95/559495_lat.jpg

Efektifitas Penggunaan Ekstrak Rumput Teki (Cyperus r.) sebagai Stimulasi Molting dari Pematangan Gonad Lobster Air Tawar (Cheraxquadricarinatus)


Budidaya Lobster air tawar telah berkembang pesat di beberapa daerah di Indonesia. Namun perkembangannya sampai saat ini relatif sangat lambat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Indikasi besarnya usaha terlihat dari terbukanya pasar ekspor di Asia, seperti Jepang, Cina, Taiwan dan Singapura, yang masih menerima pasokan dalam jumlah besar utamanya dari produsen lobster, terutama Australia.

Harga lobster air tawar khususnya Cherax quadricarinatus, pada tahun 2003 mencapai Rp. 200.000 – 300.000,- per kilogram, dengan size 9 – 12 ekor perkilogram. (Wiyanto dan Hartono. 2003). Dengan semakin meningkatnya permintaan komoditas ini, telah merangsang masyarakat untuk mengembangkan usaha budidaya secara intensif. Terbatasnya induk yang siap pijah menyebabkan suplai benih juga mengalami kendala. Hal ini yang menyebabkan kendala utama dalam budidaya lobster air tawar (Anonim, 2003).

Indonesia memiliki potensi yang sangat besar bagi berkembangnya budidaya lobster air tawar. Hal ini dapat dilihat dari tersedianya lahan yang luas, kualitas dan kuantitas air yang cukup, serta kondisi iklim yang mendukung. Tersedianya pakan alami yang melimpah dan mudah didapat, juga merupakan indikator bahwa budidaya lobster akan menjadi peluang besar bagi peningkatan konsumsi protein dan pendapatan masyarakat.
Tujuan Penelitian ini untuk mengkaji efektivitas ekstrak rumput teki (Cyperus iria L) sebagai stimulasi molting dan pematangan gonad lobster air tawar (Cerax quadricarinatus).

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental. Surachmad (1990). Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdiri dari 4 perlakuan dengan ulangan masing-masing sebanyak 6 kali. Variabel penelitian ini adalah (1)Variabel bebas (independent variable) yaitu Konsentrasi ektrak rumput teki, (2) Variabel tergantung (dependent variable) yaitu Tingkat kematangan gonad, Waktu moulting (lama waktu moulting setelah perlakuan) dan Indek ovarian (IO) lobster air tawar. (3) Variabel pengiring (concomitant variable), yaitu berat awal induk lobster air tawar.

Hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut, (1) Pemberian dosis ekstrak rumput teki berbeda nyata terhadap waktu moulting induk lobster air tawar. Waktu moulting tercepat terjadi pada perlakuan B (Konsentrasi 50% dengan volume 1cc/100gr pakan) sebesar 21,83 hari, (2) Pemberian dosis ekstrak rumput teki tidak berbeda nyata terhadap Indek Ovarium (IO) maupun terhadap Tingkat Kematangan gonad ( TKG), (3) Kualitas air selama penelitian masih dalam batas-batas toleransi untuk pertumbuhan benih lobster air tawar, dengan kadar oksigen terlarut antara 5,8 – 6,4 ppm, suhu antara 26,2 – 26,6 oC dan pH antara 7,3 – 7,7.

Sumber :
Nurul Hayati
http://lppm.unitomo.ac.id/?p=32
22 Mei 2009

Sumber Gambar:
http://www.gardenseeker.com/lawns/images/Nutgrass_Cyperus_rotundus.jpg



Dicopy dari:http://bisnis-lobsterairtawar.blogspot.com/

0 komentar:

Posting Komentar

 
www.Indo-pages.blogspot.com