Selasa, 23 Maret 2010

Kelebihan Dan Kekurangan Hydroponic

Kelebihan dan Kelemahan Menanam Dengan Sistem Hidroponik

Ketika dihadapkan pada masalah yang di hadapi di dunia berkaitan dengan produksi pangan, berkebun dengan sistem hidroponik (hydroponic system) menawarkan solusi yang menjanjikan.
Di negara-negara miskin di mana tanah atau iklim tidak ramah terhadap pertanian, hidroponik menawarkan cara untuk menumbuhkan tanaman pangan dengan mudah.
Juga, di daerah dimana tanah telah kehilangan nutrisi atau tanah subur sulit didapat, hidroponik dapat menjadi alternatif ideal untuk bercocok tanam.
Hydroponics 1 Tips Berkebun Hidroponik: Kelebihan dan Kelemahan HidroponikTapi sama seperti dengan hal apapun juga, selain segala kelebihan tadi, hidroponik juga mempunyai beberapa kekurangan atau kelemahan.
Sebelum memutuskan untuk berkebun secara hidroponik, terutama untuk skala besar, perlu ditimbang terlebih dahulu pro kontra dari cara bertanam ini.
Mari kita tinjau terlebih dahulu kelebihan berkebun secara hidroponik. Kelebihan pertama, berkebun dengan cara hidroponik dapat menghemat tempat.
Dalam hidroponik, tanaman dapat ditanam berdekatan. Dengan luas tempat yang sama, sistem hidroponik dapat menanam 4 kali lebih banyak dibanding bertanam dengan cara tradisional.
Hidroponik juga dapat meminimalkan masalah yang berhubungan dengan pertanian tradisional. Tanaman hidroponik relatif lebih tahan hama dan lebih sehat.
Penyakit yang berasal dari tanah tidak akan menyerang karena bertanam hidroponik tidak menggunakan tanah.

Pada sistem hidroponik, Anda dapat mengatur sendiri jumlah nurtrisi yang diperlukan oleh tanaman.
Ini berbeda dengan berkebun secara konvensional dimana Anda harus menebak atau mencari tanah yang cocok dengan tanaman yang hendak ditanam.
Konsumsi air dalam hidroponik relatif lebih sedikit dibanding metode tradisional. Dalam banyak kasus, tanaman hidroponik hanya menggunakan sepersepuluh air dari tanaman yang ditanam di tanah!
Selain itu, air juga digunakan secara lebih efektif. Gulma dan tumbuhan pengganggu tidak dapat tumbuh dan mencuri persediaan air dari tanaman utama.
Karena tanaman hidroponik berada dalam lingkungan yang terkendali, tidak akan ada pestisida yang akan mencemari tanah sekitarnya.
Namun tentu tidak berarti hidroponik tidak punya kelemahan. Biaya yang cukup tinggi masih menjadi salah satu kendala.
Berkebun hidroponik umumnya dilakukan di dalam rumah kaca. Konsumsi energi yang signifikan diperlukan untuk memberikan tanaman hidroponik semua cahaya yang mereka butuhkan.
Terlepas dari kekurangan diatas, penelitian di bidang hidroponik terus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi sistem hidroponik.
Sistem hidroponik tetap menjadi salah satu alternatif bercocok tanam yang menjanjikan, terutama dengan semakin terbatasnya lahan pertanian yang tersedia dari waktu ke waktu.



Sumber:http://oketips.com
Read More

Senin, 22 Maret 2010

Menanam Apel

Budidaya Apel - Buah apel banyak mengandung vitamin B dan juga vitamin C yang sangat baik untuk kesehatan. Selain dikonsumsi dalam bentuk buah segar, sekarang ini buah apel sudah dikembangkan pengolahannya menjadi bermacam-macam bentuk seperti kripik apel, sirup apel, dodol apel, dan lain-lain. Karena itu Budidaya Apel bisa dimanfaatkan sebagai suatu usaha yang sangat menguntungkan. Di Indonesia Sendiri Budidaya Apel sudah banyak diminati, di Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan (Nongkojajar), Jatim. Budidaya Apel Di daerah ini telah diusahakan sejak tahun 1950, dan berkembang pesat pada tahun 1960 hingga saat ini. Berikut ini disajikan pedoman-pedoman dalam Budidaya Apel, semoga saja info Budidaya Apel bermanfaat bagi anda yang ingin bisnis Budidaya Apel.



Spoiler for Budidaya Apel:
Budidaya Apel

Budidaya Apel


Persiapan Bibit
Salah satu hal penting dalam Budidaya Apel adalah persiapan benih/bibit. Pembibitan seringkali dilakukan tidak dengan cara generatif (biji) melainkan dengan cara vegetatif yaitu okulasi, sambungan, dan stek.
Bibit dipilih dari tanaman apel liar yang memiliki pohon kokoh dan perakaran luas dan kuat. Mata tunas diambil dari batang tanaman yang sehat dan memiliki sifat-sifat unggul.
  • Anakan
    Yang dimaksud anakan adalah tunas dari tanaman apel yang tergolong produktif dan telah mencapai tinggi sekitar 30 cm. Anakan dicabut beserta akarnya kemudian dirompes dan dipotong cabang-cabangnya dan ditanam pada bedengan selebar 60 cm dan dalam 40 cm.
  • Rundukan
    Dapat diperoleh dari anakan tanaman apel. Batang tanaman apel yang memanjang dirundukkan dan ditempelkan pada tanah. Setelah itu batang ditimbun tanah hingga muncul tunas baru. Setalah kira-kira berumur 4 bulan, rundukan dapat dipotong.
  • Stek
    Cara memperoleh bibit apel juga bisa melalui stek. Biasanya diperoleh dari tanaman apel liar. Caranya adalah dengan memotong salah satu dahan apel sepanjang 20 cm dan mencelupkan bagian bawahnya ke dalam larutan Roton F, fungsinya pertubumbuhan akar bisa terangsang lebih baik dan cepat.

Penyiapan Lahan
  • Penyiapan lahan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan zat-zat bagi tanaman. Campur tanah dengan pupuk kandang, sehingga tanaman apel akan mendapat nutrisi yang baik. Bila pH tanah terlalu asam atau kurang dari 6, sebaiknya lakukan pengapuran.
  • Bentuk bedengan untuk tempat menanam bibit apel.
  • Lakukan penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah.

Penanaman Apel
  • Jarak tanam antar satu tanaman apel ke tanaman yang lain harus diatur. Jarak tanam ini tergantung varietas apel yang akan dibudidayakan, namun rata-rata jaraknya berkisar antara 2-3 meter.
  • Bila bibit sudah dimasukkan ke dalam lubang-lubang tanah/lahan, padatkan tanah di sekitar bibit agar bibit apel tidak goyah dan bisa tumbuh dengan baik.

Perawatan Tanaman
Bila bibit-bibit apel sudah tertanam di lahan, hal yang dilakukan selanjutnya adalah merawat tanaman-tanaman apel tersebut. Lakukan pemupukan dan penyiraman tanaman secara teratur agar apel bisa tumbuh dengan baik.
Selain itu, pemangkasan tanaman apel juga perlu dilakukan apabila memang terdapat beberapa dahan atau pucuk pohon yang kurang produktif. Untuk menghindari serangan hama dan penyakit pada tanaman apel, lakukan penyemprotan pestisida.


 
 
 
Sumber:http://www.forumkami.net
Read More

Menanam Biji Tomat

Cara Menanam Tomat

Tanaman "tomat" tidak tahan hujan dan sinar matahari terik suhu panas. Jadi sediakanlah atap rumbia secukupnya sebagai atap payung sebelum hujan dan panas."

"Tomat" lebih memuaskan hasilnya apabila ditanam di daerah yang kering dan sejuk pegunungan.

PERSEMAIAN BIBIT "TOMAT".

Apabila akan menanam biji-biji "tomat", diperiksa dulu barangkali ada kotoran-kotoran atau biji-biji yang keriput. Biji-biji "tomat" dijemur di sinar matahari sebentar di atas secarik kertas.

Sementara menjemur, disiapkan persemaiannya, berupa tanah bersih yang sudah diayak dan dicampur dengan pasir bersih pula (separuh separuh) dalam peti bekas atau kotak. Biji-biji "tomat" yang sudah kering, kemudian disebar rata, dan ditutup dengan tanah yang dilewatkan melalui ayakan pula di atasnya. Tidak perlu tebal-tebal asal tertutup saja. Setelah itu, jangan lupa menekan seluruh permukaan tanah dengan botol bir supaya biji-biji "tomat" tadi benar-benar menempel pada gumpalan tanah dan bukannya melayang di sela-selanya. Tapi botol itu jangan digelindingkan seperti sepur tumbuk. Tekanlah biasa saja, supaya tidak ada biji-biji yang menempel pada botol dan ikut menggelinding ke tetangganya.

Supaya dapat menyiram persemaian ini dengan aman, sebaiknya menggunakan penyemprot obat nyamuk saja, yang sudah diisi dengan air bersih jadi tidak mengaduk-aduk tanah. Dan untuk melindungi biji-biji "tomat" terhadap serangan semut, tutuplah seluruhnya dengan kertas koran, sampai saat mereka berkecambah, namun jangan smpai terlambat membuka tutupnya, supaya tidak sampai kena cendawan. Apabila kecambah-kecambah itu sudah berdaun, pilihlah yang bagus-bagus saja untuk dipindah ke dalam pot-pot kecil (satu pot satu tanaman) yang kemudian diletakkan di tempat yang teduh, supaya dapat menghela napas sebentar, setelah kaget direnggut dari tempatnya semula tadi.

Baru keesokan harinya, pot-pot itu diletakkan di luar di atas bedengan-bedengan yang tinggi, untuk menikmati sinar matahari pagi. Namun semuanya harus dilindungi juga dengan atap rumbia, supaya tidak terlalu kepanasan, dan supaya tanah dalam pot itu sendiri tidak kering. Benamkanlah pot-pot itu dalam tanah bedengan sampai sedalam lehernya. Kemudian disiram tiap pagi.

PEMINDAHAN TANAMAN KE TEMPAT PENANAMAN.

Setelah tiga minggu berada dalam pot-pot yang ditanam tadi, pilihlah sekali lagi individu-individu yang bagus-bagus saja, kemudian dipindah ke tempat penanaman yang tetap, yaitu bedengan-bedengan yang sudah digemburkan tanahnya sedalam 60 cm dan dipupuk dengan pupuk kandang kering yang sudah dingin sebanyak 1/4 blek minyak tanah per M2.

Jangan menggunakan pupuk kandang basah, karena dapat menularkan penyakit-penyakit (cendawan)Jarak tanamnya harus 50 X 60 - 75 cm. Namun apabila halamannya terbatas boleh juga menanam jarak antara batang "tomat" yang satu dengan yanglain tetap harus 50 cm.

Untuk menjaga supaya waktu dipindahkan tidak rusak, ketok-ketoklah pot itu dulu sambil memutar-mutar, sehingga gumpalan tanah yang meliputi akar-akar terlepas dari dinding pot. Kemudian sambil menahan tanah di sekitar batang "tomat" dengan tangan sendiri (jangan menyentuh barang itu). Jungkir balik-kanlah pot itu dan ketroklah pantatnya dengan tangan kanan. Hal ini supaya mudah untuk mengeluarkan tanaman berikut gumpalan tanah yang meliputi akar-akarnya tadi.

PEMELIHARAAN TANAMAN "TOMAT".

Supaya mendapat hasil yang memuaskan, tanaman "tomat" tumbuhnya harus teratur. Tanaman "tomat" harus dirambatkan ke tambang kambing yang panjang dikaitkan kepada para-para setinggi paling sedikit 1 1/2 M. Ujung tambang yang berada di bawah diikatkan pada sebatang kayu pendek yang ditancapkan dalam tanah, di dekat batang "tomat".

Batang yang dirambatkan ke atas ini harus bebas dari cabang-cabang, begitu ada cabang terbentuk, harus segera dipotong, kecuali cabang yang paling atas. Cabang-cabang bawah yang dipotong ini akan mencoba menumbuhkan cabang-cabang baru lagi nantinya, di ketiak-ketiak daun. Namun semuanya harus dipotong lagi, kelak.... dengan hanya meninggalkan sisa sepanjang beberapa cm saja, yang masih mengandung satu helai daun.

Setelah batang itu sendiri setinggi 1 - 1 1/4 meter, potonglah pucuknya, yaitu diatas dompolan bunga yang ke lima atau ke enam (dihitung dari bawah). Pertumbuhannya lantas diteruskan oleh cabang yang paling atas tadi. Dengan begitu kita hanya akan mendapat lima sampai enam dompolan buah saja per batang, namun buah-buahnya akan tumbuh leluasa besarnya. Untuk mendapat jumlah "tomat" yang banyak, perbanyak saja jumlah batang-batang yang ditanam. Hal ini supaya ruangan di sekitar batang itu akan bebas leluasa menerima sinar matahari dan hawa segar secukupnya, sedang buah-buah "tomat" tidak akan ada yang kotor kena tanah.

Tugas berikutnya adalah memotongi semua pencoleng kuncup yang timbul di ketiak-ketiak daun. Begitu pada kuncup yang mau tumbuh, ambil saja dengan ibu jari dan jari telunjuk. Dengan demikian dapat diharapkan bahwa semua sari-sari makanan dan hasil asimilasi daun "tomat" akan digunakan juga dengan cukup, untuk membesarkan buah-buahnya.

Namun apabila sudah tumbuh sebesar kelereng, buah-buah inipun harus ditertibkan. Dalam satu kelompok dompolan hanya boleh ada paling banyak lima buah saja. Apabila dibiarkan lebih dari itu, tumbuhnya akan berdesak-desakan, sehingga nanti buahnya tidak sama rata besarnya. Lebih baik, dipilih saja, yang bagus-bagus dibiarkan, dan yang kerdil jelek dipetik secepatnya.

Pada saat menunggu buah "tomat" masak, "tomat-tomat" tadi tidak boleh kena hujan..... Lindungilah "tomat" anda dengan atap rumbia yang diletakkan miring di atas para-para
tempat mengikatkan tambang rambatan tadi. Air hujan yang menempel pada buah-buah "tomat" , apabila tidak segera dibersihkan..... dapat mengakibatkan buah "tomat" tersebut tidak dapat licin halus. Atap pelindung harus diambil kembali dan disimpan baik-baik. Apabila cuaca sudah bagus lagi, untuk dipergunakan menutup lagi apabila matahari panas terik udaranya, setelah pukul 10.00 pagi.

Untuk memperoleh bibit sendiri yang bagus nantinya, tandailah pohon-pohon yang paling bagus menghasilkan buah, besar-besar rata-rata, manis-manis. Buah-buah yang bagus-bagus tadi disisihkan dan jangan dimakan, tapi diambil biji-bijinya, yang setelah dikeringkan disimpan dalam botol-botol bersih yang tertutup rapi. Tiap kali menanam (dan panen), sebaiknya meneliti..... Batang-batang "tomat" yang mana yang paling bagus untuk diambil bibitnya. Dengan demikian anda menyeleksi sendiri sehingga apabila akan menanam lagi sudah memiliki bibit unggul sendiri.


Apabila buah-buah sudah besar, maka daun-daun paling ujung pada tiap-tiap cabang yang dibiarkan pendek tempo hari, harus dipotong juga, bersama-sama dengan semua kuncup yang muncul pada pangkal tangkai dapat didorong lebih cepat lagi masaknya, sehingga cepat pula berubah warna dari hijau ke jingga.

Disamping hal-hal tadi, jangan lupa pula menggemburkan tanah dan menyiangi rumput-rumputan yang tumbuh. "Tomat-tomat" peka sekali terhadap gangguan rumput. Apabila tanah bersih, gembur dan subur, maka dalam waktu tiga bulan saja, sudah dapat memungut hasil yang besar-besar memuaskan.


WAKTU MEMANEN BUAH "TOMAT".

Apabila memetik buah, jangan menunggu sampai berwarna
merah betul-betul, sebab buah yang dipetik sesudah merah semuanya akan meledak kalau disimpan lebih lanjut. Sebaliknya kalau memetik sudah berwarna kuning jingga sebagian saja kalau disimpan akan masak sendiri, walaupun di luar batang. Namun jangan sampai memetik buah "tomat" yang masih hijau, karena tidak mungkin bisa masak, tapi malah akan busuk.

Apabila anda memetik buah "tomat" tepat pada waktunya, dan tidak terburu-buru atau terlalu lama menunggu sampai merah rata, maka tanaman itu lantas dapat berbuah lagi yang masih terbelakang tumbuhnya. Lumayan untuk menambah produksi......

Selamat mencoba bercocok tanam "tomat"......

Semoga anda sukses.......



Source:
http://laely-widjajati.blogspot.com
http://cah-mblitar.blogspot.com
Read More

Sabtu, 20 Maret 2010

Membuat Bibit Dari Biji Buah

Dulu kita dibiasakan untuk dekat dengan alam. Kita terbiasa bermain di alam bebas. Kita berlarian di antara rimbun pepohonan. Seringkali masa kecil saya diisi dengan permainan perang-perangan di antara lebatnya pohon dan tanaman di kebun. Tapi sekarang semuanya itu tinggal kenang-kenangan. Anak-anak kita lebih senang berada di depan komputer ketimbang di bawah pohon. Anak-anak kita juga lebih senang berada di mal ketimbang di kebun. Zaman memang sudah berubah.Sejak masih di bangku sekolah dulu, saya sudah belajar tentang manfaat pohon bagi kehidupan, saya yakin Anda juga diajarkan hal yang sama. Tapi apakah pengetahuan itu membuat kita semakin menghargai pohon ? Tampaknya tidak. Ketika generasi seusia saya bertumbuh menjadi dewasa, tampaknya pengetahuan tentang manfaat pohon itu tidak berbekas sama sekali. Generasi saya yang sekarang menjadi pejabat tampaknya ringan-ringan saja mengeluarkan ijin untuk membabat hutan dengan dalih pembangunan sekalipun. Generasi saya yang sekarang menjadi pengembang perumahan tampaknya senang-senang saja membabat pohon untuk kelancaran pembangunan kompleks perumahannya.
Kadang saya berpikir kalau generasi saya sekarang saja sudah tidak menghargai pohon, apalagi generasi anak-anak saya. Karena itulah kami mendidik anak-anak sejak dini untuk mencintai lingkungan hidup. Salah satunya adalah dengan mengoleksi dan menanam biji-bijian.
Dalam film “An Inconvenient Truth”, disebutkan paling tidak ada 10 hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi pemanasan global. Satu di antaranya adalah dengan menanam pohon. Penelitian membuktikan bahwa sebuah pohon akan mampu menyerap 1 ton Karbon dioksida sepanjang umurnya. Nah, nggak usah jauh-jauh. Bayangkan berapa ton Karbon dioksida yang kita hasilkan dari setiap harta dan aktivitas kita. Kalau Anda mempunyai mobil, motor, kulkas, televisi bahkan bila kita hanya berlangganan listrik PLN sekalipun kita sebenarnya secara langsung dan tidak langsung sudah memproduksi Karbon dioksida. Nah, idealnya setiap keluarga seharusnya mempunyai pohon dan tanaman yang bisa menyerap Karbon dioksida yang dihasilkannya.
Pertanyaan yang sering diajukan setiap keluarga untuk berkelit dari kewajiban di atas adalah bagaimana mendapatkan bibitnya. Kalau untuk mendapatkan bibit saja sudah begitu susah dan mahal, bagaimana bisa menanam sebuah pohon.
Kita memang sudah terbiasa dengan budaya instan. Dalam kasus ini, kita mau menanam kalau memang ada bibitnya. Solusinya sebenarnya sederhana saja, yaitu dengan mengoleksi dan menanam biji. Sudah setahun ini kami sekeluarga memiliki hobi baru. Setiap kali habis memakan buah-buahan entah rambutan, mangga, klengkeng, alpukat, sirsak atau pepaya, kami tidak membuang bijinya tapi mengumpulkannya pada satu wadah tertentu.

Setelah biji terkumpul, kami akan mengeringkannya dengan jalan menjemurnya. Setelah itu kami akan memilih biji-biji yang baik saja lalu menanamnya dalam sebuah polibag yang kadang kami buat dari gelas bekas air mineral. Memang perlu penyiraman dan pemumpukan yang teratur supaya biji tersebut berkecambah. Dan benar saja dalam waktu 1-2 bulan kami sudah akan mendapatkan bibit baru sebuah pohon. Tinggal tunggu sampai setinggi 1 meter untuk bisa ditanam pada tempat yang kita inginkan. Memang perlu waktu lama untuk mendapatkan bibit, apalagi untuk panen buahnya. Tapi kami kan bukan proyek pemerintah yang harus segera dimulai dan harus segera mendapatkan hasil. Ini adalah inisiatif kami sendiri dan biarkan kami menikmati proses yang alami ini untuk mendapatkan bibit.


Paling tidak ada 3 manfaat yang bisa didapat oleh kami sekeluarga. Yang pertama, hubungan saya, istri dan anak-anak menjadi lebih baik karena sering mengerjakan proyek bersama dalam mengoleksi biji dan membuat bibit ini. Yang kedua, memberikan anak-anak pelajaran biologi tentang perkembangan tanaman dari sebuah biji sampai menjadi pohon. Dan ini yang terpenting, kami mengajari anak-anak kami bahwa langkah yang sederhana ini bisa berakibat dahsyat bagi kehidupan.
Kami bersyukur memiliki pekarangan depan rumah yang walaupun sempit tapi dipenuhi dengan aneka macam tanaman dari pohon Beringin, pohon Mangga dan tanaman berdaun lebar seperti Sri Rejeki dan Sri Rahayu juga tanaman Anggrek. Inilah taman rumah kami yang sederhana itu. Kami yakin bahwa bahwa kami tidak perlu berhutang karbon lagi pada bumi ini, karena setiap karbon yang dihasilkan oleh aktivitas dan barang-barang kami sebagian besar sudah diserap oleh tanaman dan pohon-pohonan di rumah kami.

Sekedar mimpi, seandainya setiap rumah tangga mau susah sedikit mengoleksi biji dan membuat bibit tanaman, pasti setiap rumah akan semakin hijau, udara semakin segar dan kualitas hidup kita bersama akan semakin meningkat.
Anda tertarik untuk menjadi kolektor biji dan penyedia bibit pohon ? Mari kita mulai sekarang di rumah kita masing-masing.



Dicopy dari:http://balikpapannaa.wordpress.com
Read More

Menanam Rambutan Dalam Pot

Budidaya Rambutan dalam Pot

Rambutan (Nephelium lappaceum L.) satu family dengan Lengkeng (Nephelium longanum), berasal dari Asia Tenggara terutama dari Indonesia dan Malaysia, daging buahnya banyak mengandung air, protein lemak, glukosa, sukrosa, fruktosa, pati serat, asam malat, asam sitrat, kalori, vitamin C, thiamin, riboflavin, niacin, kalsium, natrium, kalium, magnesium, besi, seng dan fosfor. 
Bagian yang dapat dimakan sekitar 40 %
Bunga rambutan terdiri dari bunga jantan dan bunga hermaprodit (bunga lengkap, mempunyai putik dan benang sari). Bunga jantan biasanya terdapat pada pohon jantan, artinya satu pohon hanya menghasilkan bunga jantan saja.
Rambutan banyak jenisnya, yang termasuk jenis unggul antara lain :

- Rambutan Binjai
- Rambutan Rapiah
- Rambutan Lebak Bulus
- Rambutan Bangkok
- Rambutan Antalagi
- Rambutan Garuda
- Rambutan Si Batuk


Rambutan dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian tempat dari rendah sampai 600 mdpl. Ketinggian tempat yang optimum adalah 1-250 mdpl. Tanah yang cocok adalah tanah subur, gembur dan mengandung humus dengan derajat keasaman (pH) tanah 4,5-6,5. Rambutan memerlukan curah hujan yang cukup banyak, 7-9 bulan basah setahun.


Penanaman dalam Pot Bibit
Rambutan dapat diperbanyak dengan biji, cangkok, okulasi, dan susuan. Untuk penanaman di pot pilihlah bibit yang berasal dari hasil cangkokan, bibit ini dapat menghasilkan buah setelah 2-3 tahun. Bibit yang berasal dari biji sangat lambat berbuah dan kualitas buahnya belum tentu sama dengan pohon induknya. Sedangkan bibit hasil okulasi dapat berbuah setelah 4-5 tahun.
Pencangkokan yang baik dilakukan pada musim hujan. Pilihlah batang yang berdiameter sekitar 1-5 cm yang sudah pernah menghasilkan buah (minimal 2 kali) dan banyak daunnya. Kupas kulit batangnya sepanjang kira-kira 2,5 cm. Diamkan selama 1-4 minggu. Tutup dengan media moss (lumut) yang sudah dibasahi dan bungkus dengan plastik transparan (kresek putih). Setelah 3 bulan akar yang tumbuh akan kelihatan memenuhi media cangkok dan cangkokan sudah dapat dipotong.
Pot dan Media Tanam
Pakailah pot dengan diameter 30 cm dan tinggi 35 cm atau pot yang lebih besar lagi, makin besar ukuran pot maka makin mudah tanaman tumbuh dengan normal. Isilah dasar pot dengan ijuk dan pecahan genteng (atau bisa dengan media lain seperti busa sterofom, batu kerikil, atau media lain yang mudah mengaliran air) setinggi 5 cm sebagai penahan keluarnya media tanam saat penyiraman. Kemudian isi pot dengan media tanam yang terdiri dari campuran tanah subur, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan yang sama sampai penuh. Atau bisa juga dengan campuran tanah gembur, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 5:1:2. Ada juga campuran pupuk kandang, pasir, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Dan ada lagi campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:2, atau campuran sekam dan pasir dengan perbandingan 1:1.

Penanaman
Sesudah cangkokan dipotong, kurangi daun sampai setengahnya untuk mengurangi penguapan. Kalau bibit terlalu tinggi bisa dipotong agar tanaman yang baru ditanam nantinya tidak sering tergoyang karena angin atau penyiraman.
Penanaman yang baik dilakukan pada saat suhu udara tidak terlalu panas (pagi atau sore). Lubangi media tanam seukuran pembungkus akar cangkokan, buka plastik pembungkus akar cangkokan dan bibit dapat ditanam di pot. Tempatkan tanaman pada tempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung selama sekitar 1 minggu atau sampai tanaman mengeluarkan tunas baru, sesudah itu secara bertahap tanaman dapat di pindah pada tempat yang terkena cahaya matahari penuh.
Perawatan
Perawatan meliputi penyiraman, pemangkasan, pemupukan, penggemburan media tanam dan pengendalian hama dan penyakit tanaman serta gulma (tumbuhan pengganggu).
Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tajuk tanaman. Setiap pangkasan akan memunculkan beberapa tunas baru, pilihlah 3 tunas yang sehat untuk ditumbuhkan. Makin banyak cabang dan ranting maka makin banyak pula tempat keluarnya bunga. Pemangkasan juga dilakukan untuk membuang tunas liar atau tunas yang sakit dan tidak produktif.
Pemupukan dilakukan setiap bulan. Pupuk ditanam di sekeliling pinggiran pot dan dilakukan penyirama setiap selesai memberi pupuk.
Pergantian Pot dan Media Tanam
Setiap 3-5 tahun sekali dapat dilakukan pergantian pot kalau ukuran pot sudah tidak sebanding dengan ukuran tanaman atau potnya rusak. Kalau tidak ingin mengganti ukuran pot maka hanya media tanamnya saja yang diganti. Indikator yang menunjukkan perlunya pergantian media tanam adalah apabila media tanam sangat padat dengan akar tanaman dan banyak akar yang keluar pada lubang drainase pot serta pertumbuhan tanaman menjadi lambat.
Cabutlah tanaman beserta media tanamnya. Potonglah sekeliling media tanam berikut akar tanaman sekitar 5 cm dari pinggir media tanamnya. Dan potong juga bagian bawahnya dengan pisau yang tajam secara perlahan. Kemudian isi pot kembali dengan media tanam yang baru dan tanam kembali tanaman pada pot tersebut. Setiap pemotongan akar harus diimbangi dengan pembuangan sebagian daun, apabila tidak dilakukan maka secara alamiah tanaman akan menggugurkan (layu) daunnya sendiri.
Terlepas dari petunjuk teknis di atas, perawatan yang terbaik adalah perhatian kita terhadap tanaman tersebut. Makin diperhatikan biasanya tanaman akan lebih memberikan hasil sesuai yang kita harapkan.
Dicopy dari:http://mangtolib.blogspot.com
Read More
 
www.Indo-pages.blogspot.com